Pada tau Gg tentang sejarahnya Jepang??
Gg cuma Indonesia ajj yang punya sejarah perang – perangan. Dulunya Jepang juga
mengalami nih yang namanya peralihan kerajaan begitu. Mari di simak pemirsaa...
Dokumen tertua mengenai sejarah Jepang adalah
kumpulan naskah sejarah Cina, Sejarah Dua Puluh Empat Dinasti asal abad ke-1
Masehi. Namun bukti-bukti menunjukkan kepulauan Jepang sudah dihuni manusia
sejak zaman Paleolitik Atas Setelah zaman es terakhir sekitar 12.000 SM,
ekosistem Kepulauan Jepang yang kaya memungkinkan manusia untuk hidup.
Barang-barang tembikar tertua berasal dari zaman Jōmon.
Zaman prasejarah Jepang
Zaman Paleolitik
Kapak batu yang diekskavasi dari situs B
Hinatabayashi, Shinano, Prefektur Nagano dari zaman Pra-Jōmon
(Paleolitik), 30.000 SM. Museum Nasional Tokyo.
Zaman Paleolitik Jepang berlangsung dari
sekitar 100.000 hingga 30.000 SM, dimulai dari penggunaan perkakas batu dan
berakhir sekitar 12.000 SM pada akhir zaman es terakhir yang sekaligus awal
dari periode Mesolitik zaman Jōmon.
Bukti-bukti penggalian arkeologi menunjukkan kepulauan Jepang sudah dihuni
orang sejak 35.000 SM. Kepulauan Jepang terpisah dari daratan Asia setelah
zaman es terakhir sekitar 11.000 SM. Setelah terungkapnya pengelabuan zaman
Paleolitik Jepang oleh peneliti amatir Shinichi Fujimura. bukti-bukti asal
zaman Paleolitik Bawah dan zaman Paleolitik Tengah yang diklaim oleh Fujimura
dan rekan-rekan telah diteliti ulang dan ditolak.
Zaman Jōmon
Adanya Sebuah bejana dari zaman Jōmon
Pertengahan (3000-2000 SM).
Zaman Jōmon
berlangsung dari sekitar 14.000 SM hingga 300 SM. Tanda-tanda pertama peradaban
dan pola hidup stabil manusia muncul sekitar 14.000 SM dengan adanya kebudayaan
Jōmon yang bercirikan bercirikan gaya
hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik. Mereka tinggal
di rumah-rumah yang dibangun di atas tanah yang digali dan di atasnya didirikan
rumah beratap dari kayu. Orang zaman Jōmon
sudah mengenal bentuk awal dari pertanian, namun belum mengenal cara menenun
kain dan pakaian dibuat dari bulu binatang. Orang zaman Jōmon
mulai membuat bejana tanah liat yang dihias dengan pola-pola yang dicetakkan ke
atas permukaan bejana sewaktu masih basah dengan menggunakan tongkat kayu atau
tali atau simpul tali. Walaupun hasil penelitian menimbulkan keragu-raguan,
menurut tes penanggalan radiokarbon, beberapa contoh tembikar tertua di dunia
berasal dari Jepang, disertai pisau belati, giok, sisir dari kulit kerang, dan
barang-barang keperluan rumah tangga lainnya berasal dari abad ke-11 SM. Boneka
tanah liat yang disebut dogū
juga ditemukan dari situs ekskavasi. Barang-barang rumah tangga menunjukkan
kemungkinan ada rute perdagangan yang jauhnya sampai ke Okinawa[rujukan?].
Analisis DNA menunjukkan bahwa penduduk asli Hokkaido dan bagian utara Pulau
Honshu yang disebut suku Ainu adalah keturunan orang zaman Jōmon
dan merupakan keturunan dari manusia pertama penghuni Jepang[rujukan?].
Zaman Yayoi
Dōtaku
dari zaman Yayoi, abad 3 M.
Zaman Yayoi berlangsung dari sekitar 400
SM atau 300 SM hingga 250 Masehi. Dari situs arkeologi kota Yayoi, distrik
Bunkyō, Tokyo ditemukan artefak asal zaman
yang kemudian disebut zaman Yayoi.
Pada awal zaman Yayoi, orang Yayoi sudah
mulai dapat menenun, bertanam padi, mengenal perdukunan serta pembuatan perkakas
dari besi dan perunggu yang dipelajari dari Korea atau Cina. Sejumlah studi
paleoetnobotani menunjukkan teknik menanam padi di sawah dan irigasi sudah
dikenal sejak sekitar 8000 SM di Delta Sungai Yangtze dan menyebar ke Jepang
sekitar 1000 SM.
Dokumen tertulis yang pertama kali
menyebut Jepang adalah Buku Han Akhirpasal 57 Masehi. Buku tersebut
mengisahkan, "Di seberang lautan dari Distrik Lelang tinggal orang-orang
Wa. Mereka ada lebih dari dari 100 suku, mereka sering datang dan membayar
upeti." Catatan Sejarah Tiga Negara dari abad ke-3 mencantumkan negara
yang terbentuk dari kumpulan 30 suku-suku kecil yang diperintah oleh dukun
wanita bernama Himiko dari Yamataikoku.
Semasa Dinasti Han dan Dinasti Wei,
pengelana Cina tiba di Kyushu dan mencatat tentang para penduduk yang tinggal
di sana. Menurut para pengelana Cina, mereka adalah keturunan dari Paman Agung
(Tàibó) dari negara Wu. Penduduk di sana juga menunjukkan ciri-ciri orang Wu
pra-Cina yang mengenal tato, tradisi mencabut gigi, dan menggendong bayi. Buku
Sanguo Zhi mencatat ciri-ciri fisik yang mirip dengan ciri-ciri fisik orang
yang digambarkan dalam boneka haniwa. Laki-laki berambut panjang yang dikepang,
tubuh dihiasi tato, dan perempuan mengenakan pakaian terusan berukuran besar.
Situs Yoshinogari adalah situs arkeologi
terbesar untuk peninggalan orang zaman Yayoi yang mengungkap adanya permukiman
di Kyushu yang sudah didiami orang secara terus menerus selama ratusan tahun.
Hasil ekskavasi menunjukkan artefak tertua berasal dari sekitar 400 SM. Di
antara artefak yang ditemukan terdapat perkakas besi dan perunggu, termasuk
perkakas dari Korea dan Cina. Dari barang-barang peninggalan diperkirakan orang
zaman Yayoi sudah sering melakukan kontak dan berdagang dengan orang dari
Daratan Cina.
Zaman kuno dan zaman klasik Jepang
Zaman
Kofun
Sebuah artikel tentang zaman Kofun yaitu Helm
besi dan baju besi dengan hiasan berkilat dari perunggu (zaman Kofun, abad
ke-5). Koleksi Museum Nasional Tokyo.
Zaman Kofun dimulai sekitar 250 M. Nama
zaman ini berasal dari tradisi orang zaman itu untuk membuat gundukan makam
(tumulus) yang disebut kofun. Pada zaman ini sudah terdapat negara-negara
militer yang kuat dengan klan-klan berpengaruh sebagai penguasa. Salah satu di
antaranya terdapat negara Yamato yang dominan, dan berpusat di Provinsi Yamato
dan Provinsi Kawachi. Negara Yamato berlangsung dari abad ke-3 hingga abad
ke-7, dan merupakan asal garis keturunan kekaisaran Jepang. Negara Yamato yang
berkuasa atas klan-klan lain dan memperoleh lahan-lahan pertanian
mempertahankan pengaruh yang kuat di Jepang bagian barat. Jepang mulai
mengirimkan utusan ke Kekaisaran Cina pada abad ke-5. Dalam dokumen sejarah
Cina ditulis tentang negara Wa yang memiliki lima raja. Sistem pemerintahan di
Wa meniru model Cina yang menerapkan sistem administrasi terpusat. Sistem
kekaisaran juga mengambil model dari Cina, dan masyarakat dibagi menjadi strata
berdasarkan profesi.
Hubungan yang erat antara Jepang dengan
Tiga Kerajaan Korea dimulai pertengahan zaman Kofun, sekitar akhir abad ke-4.
Zaman
Asuka
Peninggalan : Lukisan dinding di Makam
Takamatsuzuka, Asuka, Nara, abad ke-8
Pada zaman Asuka (538-710), negara Jepang
purba Yamato secara bertahap menjadi negara yang tersentralisasi. Negara Jepang
purba sudah memiliki undang-undang seperti dinyatakan dalam Undang-Undang Taihō
dan butir-butir Reformasi Taika. Masuknya agama Buddha di Jepang mengakibatkan
orang tidak lagi membuat makam berbentuk kofun.
Agama Buddha masuk ke Jepang sekitar
tahun 538 melalui Baekje yang mendapat dukungan militer dari Jepang. Penyebaran
agama Buddha di Jepang dilakukan oleh kalangan penguasa. Pangeran Shōtoku
mendedikasikan dirinya dalam penyebaran Buddhisme dan kebudayaan Cina di
Jepang. Ia berjasa menyusun Konstitusi 17 Pasal yang membawa perdamaian di Jepang.
Konstitusi yang disusunnya dipengaruhi oleh pemikiran Konfusianisme tentang
berbagai moral dan kebajikan yang diharapkan masyarakat dari pejabat pemerintah
dan abdi kaisar.
Dalam sepucuk surat yang disampaikan duta
Kekaisaran Jepang ke Kekaisaran Cina pada tahun 607 ditulis kata-kata,
"Kaisar negeri matahari terbit (Jepang) mengirimkan surat kepada kaisar di
negeri matahari terbenam (Cina)". Surat tersebut menyebabkan kemarahan
kaisar Cina.
Dimulai dengan Perintah Reformasi Taika
tahun 645, Jepang semakin giat mengadopsi praktik-praktik budaya Cina,
melakukan reorganisasi pemerintahan, serta menyusun undang-undang pidana
(Ritsuryō) dengan mengikuti
struktur administrasi Cina pada waktu itu. Istilah Nihon (日本?)
juga mulai dipakai sebagai nama negara sejak zaman Asuka.
Zaman Nara
Peninggalan : Daibutsu di Nara.
Buddharupang berukuran besar asl tahun 752 M.
Zaman Nara pada abad ke-8 ditandai oleh
negara Jepang yang kuat. Pada tahun 710, Kaisar Gemmei mengeluarkan perintah
kekaisaran yang memindahkan ibu kota ke Heijō-kyō
yang sekarang bernama Nara. Heijō-kyō
dibangun dengan mencontoh ibu kota Dinasti Tang di Chang'an (sekarang disebut
Xi'an).
Sepanjang zaman Nara, perkembangan
politik sangat terbatas. Anggota keluarga kekaisaran berebut kekuasaan dengan
biksu dan bangsawan, termasuk dengan klan Fujiwara. Hubungan luar negeri
berlangsung dengan Silla dan hubungan formal dengan Dinasti Tang. Pada 784, ibu
kota dipindahkan ke Nagaoka-kyō
untuk menjauhkan istana dari pengaruh para biksu, sebelum akhirnya dipindahkan
ke Heian-kyō (Kyoto).
Penulisan sejarah Jepang berpuncak pada
awal abad ke-8 dengan selesainya penyusunan kronik Kojiki (712) dan Nihon Shoki
(720). Dalam kedua buku sejarah tersebut dikisahkan sejarah Jepang mulai dari
awal sejak zaman mitologi Jepang. Di dalamnya ditulis tentang pendirian Jepang
pada tahun 660 SM oleh Kaisar Jimmu yang keturunan langsung dari Amaterasu.
Menurut kedua kronik tersebut Kaisar Jimmu merupakan leluhur dari garis
keturunan kaisar yang sekarang. Kaisar Jimmu sering dianggap sebagai kaisar
mitos karena kaisar pertama berdasarkan bukti-bukti sejarah adalah Kaisar Ōjin
yang tahun-tahun masa pemerintahannya tidak diketahui dengan jelas. Sejak zaman
Nara, kekuasaan politik tidak selalu berada di tangan kaisar, melainkan di
tangan bangsawan istana, shogun, militer, dan sekarang di tangan perdana
menteri.
Zaman
Heian
Peninggalan : Lukisan gulung dari tahun
1130, ilustrasi Hikayat Genji bab "Sungai Bambu".
Periode akhir sejarah klasik Jepang
berlangsung dari 794 hingga 1185 yang disebut zaman Heian. Puncak kejayaan
istana kekaisaran di bidang puisi dan sastra terjadi pada zaman Heian. Pada
awal abad ke-11, Murasaki Shikibu menulis novel Hikayat Genji yang hingga kini
merupakan salah satu dari novel tertua di dunia. Pada zaman Heian selesai
disusun naskah tertua koleksi puisi Jepang, Man'yōshū
dan Kokin Wakashū.
Pada zaman Heian berkembang berbagai
macam kebudayaan lokal, misalnya aksara kana yang asli Jepang. Pengaruh budaya
Cina surut setelah sampai di puncak keemasan. Pengiriman terakhir utusan Jepang
ke Dinasti Tang berlangsung pada tahun 838 sejalan dengan kemunduran Dinasti
Tang. Walaupun demikian, Cina dalam terus berlanjut sebagai negara tujuan
ekspedisi dagang dan rombongan peziarah agama Buddha.
Kekuasaan politik istana kekaisaran
berada di tangan segelintir keluarga bangsawan yang disebut kuge, khususnya
klan Fujiwara yang berkuasa dengan gelar Sesshō
and Kampaku.
Pada akhir zaman Heian bermunculan berbagai
klan samurai. Empat klan samurai yang paling kuat adalah klan Minamoto, klan
Taira, klan Fujiwara, dan klan Tachibana. Memasuki akhir abad ke-12, konflik
antarklan berubah menjadi berbagai perang saudara seperti Pemberontakan Hōgen
dan Pemberontakan Heiji. Setelah berakhirnya Perang Genpei, Jepang berada di
bawah pemerintahan militer oleh klan-klan samurai di bawah pimpinan seorang
shogun.
Zaman
feodal
Dalam sejarah Jepang, zaman feodal dibagi
menjadi dua bagian. Paruh pertama disebut abad pertengahan (chūsei)
dari zaman Kamakura hingga zaman Muromachi, sementara paruh kedua disebut abad
modern (kinsei) dari zaman Azuchi-Momoyama hingga zaman Edo.
Zaman feodal di Jepang berlangsung dari
abad ke-12 hingga abad ke-19, ditandai oleh pemerintahan daerah oleh
keluarga-keluarga daimyo di bawah kendali pemerintahan militer keshogunan.
Kaisar hanya berperan sebagai kepala negara de jure sementara kekuasaan berada
di tangan shogun.
Zaman Kamakura
Keshogunan Kamakura berkuasa di Jepang
dari tahun 1185 hingga 1333 yang disebut zaman Kamakura yang merupakan zaman
transisi menuju abad pertengahan Jepang. Abad pertengahan berlangsung selama
hampir 700 tahun ketika pemerintah pusat, istana, dan Kaisar Jepang umumnya
hanya menjalankan fungsi-fungsi seremonial. Urusan sipil, militer, dan
kehakiman dikendalikan oleh kelas samurai. Secara de facto, penguasa negeri
kekuasaan politik berada di tangan shogun yang berasal dari klan samurai yang
terkuat.
Pada 1185, Minamoto no Yoritomo
menghancurkan klan Taira yang merupakan musuh bebuyutan klan Minamoto. Setelah
pada tahun 1192 diangkat oleh Kaisar sebagai Seii Tai-Shogun, Yoritomo
mendirikan pemerintahan militer di Kamakura dan berkuasa sebagai shogun pertama
Keshogunan Kamakura. Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō
menjadi klan yang berpengaruh dan bertugas sebagai wali shogun.
Samurai menyerang kapal-kapal Mongol pada tahun 1281.
Peristiwa terbesar dalam periode Kamakura
adalah invasi Mongol ke Jepang antara 1272 dan 1281. Pasukan Mongol dengan
teknologi angkatan laut dan persenjataan yang unggul mencoba menyerbu ke
kepulauan Jepang. Angin topan yang kemudian dikenal sebagai kamikaze (angin
dewa) membuat kekuatan invasi Mongol tercerai-berai. Meskipun demikian, beberapa
sejarawan bersikeras bahwa pertahanan pantai yang dibangun Jepang di Kyushu
cukup memadai untuk mengusir para penyerbu. Walaupun invasi Mongol berhasil
digagalkan, usaha mengatasi serbuan bangsa Mongol menyebabkan berakhirnya
kekuasaan keshogunan akibat kekacauan politik dalam negeri.
Zaman Kamakura berakhir setelah runtuhnya
kekuasaan Keshogunan Kamakura pada tahun 1333. Kekuasaan dikembalikan ke tangan
kekaisaran di bawah pemerintahan Kaisar Go-Daigo dalam masa Restorasi Kemmu
yang hanya berlangsung singkat. Pemerintahan Go-Daigo kembali ditumbangkan oleh
Ashikaga Takauji.
Zaman Muromachi
Dalam periodisasi sejarah Jepang, zaman
Muromachi berlangsung dari sekitar tahun 1136 hingga 1673 ketika kekuasaan
pemerintah berada di tangan Keshogunan Ashikaga yang juga disebut Keshogunan
Muromachi. Pendiri Keshogunan Ashikaga adalah Ashikaga Takauji yang merebut
kekuasaan politik dari Kaisar Go-Daigo dan sekaligus mengakhiri Restorasi
Kemmu. Zaman Muromachi berakhir pada tahun 1573 ketika shogun ke-15 sekaligus
shogun Muromachi terakhir, Ashikaga Yoshiaki diusir dari ibu kota Kyoto oleh
Oda Nobunaga.
Tahun-tahun awal zaman Muromachi juga
disebut zaman Nanboku-cho atau zaman Istana Utara-Istana Selatan ketika
kekuasaan istana terbelah dua menjadi Istana Utara dan Istana Selatan. Sejak
tahun 1467 hingga berakhirnya zaman Muromachi disebut sebagai zaman Sengoku
atau "zaman negara-negara bagian yang berperang". Pada zaman Sengoku
terjadi perang saudara dan perebutan kekuasaan antarprovinsi. Pada masa ini
pula terjadi kontak pertama Jepang dengan orang-orang Barat yang disebut
Perdagangan dengan Nanban ketika pedagang-pedagang Portugis tiba di Jepang.
Orang Portugis di Jepang pada abad ke-17,
di antaranya terdapat misionaris Francis Xavier.
Sebuah kapal Portugis yang berlayar ke
Cina terkena badai dan merapat di sebuah pulau Jepang bernama Tanegashima.
Senjata api yang diperkenalkan oleh orang Portugis membawa kemajuan teknologi
militer dalam periode Sengoku, dan berpuncak pada Pertempuran Nagashino yang
melibatkan pasukan samurai yang dipersenjatai dengan 3.000 pucuk arquebus
(jumlah sebenarnya diperkirakan sekitar 2.000 pucuk). Selama perdagangan dengan
Nanban, para pedagang dari negara-negara lainnya, Belanda, Inggris, dan Spanyol
juga ikut berdatangan. Kedatangan para pedagang juga membawa penyebar agama
Kristen, Serikat Yesuit, Ordo Dominikan, dan misionaris Fransiskan.
Zaman Azuchi-Momoyama
Dari tahun 1568 hingga 1600 di Jepang
disebut zaman Azuchi-Momoyama. Jepang bersatu secara militer dan negara menjadi
stabil di bawah kekuasaan Oda Nobunaga yang dilanjutkan oleh Toyotomi
Hideyoshi. Istilah zaman Azuchi-Momoyama berasal dari nama istana (kastil) yang
menjadi markas kedua pemimpin besar, Nobunaga di Istana Azuchi dan Hideyoshi di
Istana Momoyama.
Setelah berhasil menyatukan Jepang,
Hideyoshi berusaha memperluas wilayah dengan melakukan invasi ke Korea. Dua
kali usaha penaklukan Korea berakhir dengan ditarik mundurnya pasukan Hideyoshi
dari Semenanjung Korea pada tahun 1598 akibat dikalahkan pasukan gabungan Korea
dan Cina, serta wafatnya Hideyoshi.
Konflik suksesi pasca-Hideyoshi berakhir
dengan munculnya Tokugawa Ieyasu sebagai pemimpin baru Jepang. Kekuasaan
pemerintahan beralih ke tangan Ieyasu setelah mengalahkan pasukan pendukung
Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran Sekigahara.
Zaman Edo (1603-1868)
Peninggalan : Fondasi batu di menara
utama Istana Edo.
Pada zaman Edo adalah pemerintahan
otonomi daerah berada di tangan lebih dari dua ratus pejabat daimyo. Sebagai
klan terkuat, pemimpin klan Tokugawa dari generasi ke generasi menjabat sebagai
shogun (sei-i taishōgun). Keshogunan
Tokugawa yang bermarkas di Edo (sekarang Tokyo) memimpin para daimyo di
masing-masing daerah otonom yang disebut domain (han).
Kelas samurai ditempatkan oleh keshogunan
di atas kelas rakyat biasa, petani, perajin, dan pedagang. Keshogunan
mengeluarkan undang-undang yang mengatur segala aspek kehidupan, dimulai dari
potongan rambut dan busana untuk masing-masing kelas dalam masyarakat. Shogun
mewajibkan para daimyo secara bergantian untuk bertugas di Edo. Mereka
disediakan rumah kediaman mewah di Edo agar tidak memberontak. Kekuatan militer
daimyo daerah ditekan, dan diharuskan meminta izin dari pusat sebelum dapat
memperbaiki fasilitas militer. Keshogunan Tokugawa runtuh setelah Perang Boshin
1868-1869.
Zaman Edo adalah zaman keemasan seni
lukis ukiyo-e dan seni teater kabuki dan bunraku. Sejumlah komposisi terkenal
untuk koto dan shakuhachi berasal dari zaman Edo.
Kebudayaan Jepang
PART 1 ::Aneka ragam budaya
Jepang (bunka, matsuri, ongaku, eiga , iro-iro aru)
Sama seperti Indonesia Negara Jepang kaya
dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini
perkembangan teknologi di Jepang terus update dalam hitungan perdetik, namun
sisi tradisional masih terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini
adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus
berlangsung hingga saat ini :
Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa
Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan
untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan
atau hari libur perayaan.
Matsuri diadakan di banyak tempat di
Jepang dan pada umumnya diselenggarakan di jinja atau kuil, walaupun ada juga
matsuri yang diselenggarakan di gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan
institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim
gugur disebut Kunchi.
Sebagian besar matsuri diselenggarakan
dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan
panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis,
kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan
sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas
berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan
pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang
dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan
penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama
dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.
Pada penyelenggaraan matsuri hampir
selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai
yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan.
Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak
gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik
khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian
bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.
Sejarahnya
nih :
Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang
berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama
Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan,
pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal
dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.
Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih
tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja
atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau
konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau
kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal
dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū
merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan
matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan
peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.
Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan
penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang
sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan
dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan
tanpa makna religius.
Tiga matsuri terbesar
Gion Matsuri
(Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)
Tenjinmatsuri (Osaka
Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
Kanda Matsuri (Kanda Myōjin,
Tokyo, bulan Mei)
Matsuri
yang terkenal sejak dulu
Daerah Tohoku
* Nebuta Matsuri (kota Aomori, bulan
Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, bulan Agustus)
* Kantō
Matsuri (kota Akita, bulan Agustus)
* Sendai Tanabata Matsuri (kota Sendai,
bulan Agustus)
Daerah Kanto
* Chichibuyo Matsuri (kota Chichibushi,
Prefektur Saitama, 2-3 Desember)
* Sanja Matsuri (Asakusa-jinja, Tokyo,
bulan Mei)
* Sannō
Matsuri (Hie-jinja, Tokyo, bulan Juni)
Daerah Chubu
* Owarafū
no bon (kota Toyama, Prefektur Toyama, bulan September)
* Shikinenzōei
Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan setiap 6 tahun sekali,
terakhir diadakan bulan April-Mei, 2004).
* Takayama Matsuri (kota Takayama,
Prefektur Gifu, bulan April dan bulan Oktober)
* Furukawa Matsuri (kota Hida, Prefektur
Gifu, bulan April)
Daerah Kinki
Aoi Matsuri (Kyoto,
bulan Mei)
Jidai Matsuri
(Heian-jingu, Kyoto, bulan Oktober)
Tōdaiji
Nigatsudō Shuni-e atau dikenal
sebagai Omizutori (Nigetsu-dō,
kuil Tōdaiji, Nara, 12 Maret)
Kishiwada Danjiri
Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)
Nada no Kenka Matsuri
dan Banshū no Aki Matsuri
(Prefektur Hyogo, diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū
dengan pusat keramaian di kota Himeji di bulan Oktober)
Nachi no Hi Matsuri
(Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, bulan Juli)
Aizen Matsuri,
Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal sebagai "Tiga Matsuri
Musim Panas Terbesar di Osaka" (Prefektur Osaka, bulan Juni-Juli)
Daerah Chugoku dan Shikoku
Saidaiji Eyō
(Okayama, Prefektur Okayama, bulan Februari)
Awa Odori (Tokushima, Prefektur
Tokushima, 12-15 Agustus)
Daerah Kyushu
* Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka,
Prefektur Fukuoka, bulan Juli)
* Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur
Nagasaki, 7-9 Oktober)
* Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur
Saga, bulan November)
Pengertian
lain tentang matsuri ::
Dalam bahasa Jepang, kata
"matsuri" juga berarti festival dan aksara kanji untuk matsuri (祭, matsuri?) dapat dibaca sebagai sai,
sehingga dikenal istilah seperti Eiga-sai (festival film), Sangyō-sai
(festival hasil panen), Ongaku-sai (festival musik) dan Daigaku-sai (festival
yang diadakan oleh universitas).
Shimin Matsuri adalah sebutan untuk
matsuri yang diselenggarakan pemerintah daerah atau kelompok warga kota dengan
maksud untuk menghidupkan perekonomian daerah dan umumnya tidak berhubungan
dengan institusi keagamaan.
Festival dan Matsuri yang lain
Festival Salju Sapporo
(Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)
Festival Salju Iwate
(Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)
YOSAKOI Sōran
Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)
Niigata Odori Matsuri
(Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)
Odawara Hōjō
Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)
Yosakoi Matsuri (kota
Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)
Hakata dontaku (3-4
April, kota Fukuoka)
Hamamatsu Matsuri (3-5
Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)
0 komentar:
Posting Komentar